Inilah Takdir



Perbedaan  Qadha dan Qadar

Perbedaan antara qadha dan qadar dapat dijelaskan sebagai berikut. Qadha adalah ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah sejak zaman azali. Sebagai contoh, Allah telah menentukan bahwa akan ada seorang manusia bernama Budi Handrianto yang akan dilahirkan di suatu tempat dan tanggal tertentu. Sedangkan qadar adalah ukuran yang diciptakan oleh Allah. Dalam konteks yang lebih rinci, qadar mencakup segala hal yang terkait dengan ukuran-ukuran tertentu seperti jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, dan lain sebagainya.

Perbuatan manusia terbagi menjadi dua jenis, yaitu perbuatan yang di dalam kendali manusia dan perbuatan yang tidak dalam kendali manusia. Perbuatan yang tidak dalam kendali manusia tidak akan dihisab. Namun, perbuatan yang di dalam kendali manusia akan dihisab dan dihitung sebagai amal baik atau buruk di hadapan Allah.

Sebagai contoh, jika sudah waktunya sholat Jumat, tidak ada pilihan lain bagi umat Muslim selain sholat. Ini merupakan perbuatan yang di dalam kendali manusia dan akan dihisab sebagai amal baik jika dilakukan dengan ikhlas. Di sisi lain, jika seorang istri harus taat kepada suaminya, meskipun ada laki-laki lain yang menjanjikan harta yang banyak, ini juga merupakan perbuatan yang di dalam kendali manusia dan akan dihisab sebagai amal baik jika dilakukan dengan ikhlas.

Kewajiban Sebagai Muslim

Sebagai seorang muslim, terdapat beberapa kewajiban yang harus kita lakukan.

  1. Pertama, kita harus meyakini bahwa Allah mengetahui segala sesuatu secara rinci. Tidak seperti pandangan beberapa filsuf yang mengatakan bahwa Allah hanya mengetahui hal-hal global, pandangan tersebut keliru dan dapat dihukumi sebagai kafir. Sebagai muslim, kita harus meyakini bahwa Allah Maha Mengetahui segala hal dan detail yang ada di dunia ini.
  2. Kedua, kita harus mempercayai bahwa segala hal telah tertulis di lauhul mafuz atau lembaran yang telah ditulis di alam gaib. Tidak ada satupun hal di dunia ini yang terlewat dari penglihatan Allah dan semua yang telah ditentukan oleh-Nya akan terjadi pada waktunya.
  3. Ketiga, kita harus meyakini bahwa segala hal terjadi atas kehendak Allah. Kita sebagai manusia hanya dapat berusaha, namun akhirnya Allahlah yang menentukan segala sesuatu. Oleh karena itu, sebagai muslim, kita harus selalu menghadapkan diri kepada-Nya dalam setiap tindakan yang kita lakukan.
  4. Terakhir, kita harus berusaha dan tawakkal. Berusaha merupakan suatu kewajiban yang harus kita lakukan sebagai manusia. Namun, kita juga harus mengandalkan Allah dan tawakkal kepada-Nya dalam setiap usaha yang kita lakukan. Kita harus menghindari sikap putus asa dan selalu berusaha semampu kita, sambil memohon pertolongan dari Allah untuk mencapai tujuan kita.

Makna akal dalam iman kepada qadha dan qodar 

  1. Akal membantu mengimani qadha dan qadar. Akal adalah kemampuan intelektual yang diberikan oleh Allah kepada manusia untuk memahami dan menafsirkan realitas. Dalam konteks iman kepada qadha dan qadar, akal membantu manusia untuk memahami konsep tersebut dengan lebih baik dan memperkuat keyakinan mereka bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah.
  2. Peran akal harus didasarkan wahyu. Sebagai manusia, akal kita tidak bisa menggantikan dan mengalahkan petunjuk Allah dalam kitab suci-Nya. Akal kita harus senantiasa didasarkan pada wahyu yang telah Allah sampaikan, sehingga kita dapat memahami konsep qadha dan qadar dengan benar dan sesuai dengan ajaran agama.
  3. Ada peran Allah dalam setiap kejadian. Dalam kepercayaan kepada qadha dan qadar, kita memahami bahwa Allah memiliki peran dalam setiap kejadian yang terjadi di dunia ini, baik yang kita sukai maupun tidak. Oleh karena itu, kita harus mengakui kekuasaan Allah dalam segala hal dan mengikuti takdir yang telah ditetapkan-Nya.
  4. Bersabar ketika takdir tidak sesuai keinginan. Takdir Allah kadang-kadang tidak sesuai dengan keinginan kita sebagai manusia. Namun, sebagai orang yang beriman, kita harus tetap bersabar dan yakin bahwa Allah memiliki rencana yang terbaik untuk kita. Dalam hal ini, kita harus memahami bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah, dan kita tidak dapat mengubah takdir-Nya.
  5. Bersyukur ketika takdir Allah sesuai keinginan. Di sisi lain, ketika takdir Allah sesuai dengan keinginan kita, kita harus bersyukur dan mengucapkan rasa syukur kita kepada Allah. Kita harus selalu mengakui bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak-Nya, dan kita harus selalu mengembangkan rasa syukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.
  6. Man jadda wa jada. Man jadda wa jada merupakan pepatah Arab yang berarti "siapa yang berusaha, dia akan berhasil". Pepatah ini mengajarkan bahwa manusia harus berusaha dengan sebaik-baiknya dalam mencapai tujuan hidupnya, tetapi pada akhirnya, segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah. Oleh karena itu, manusia harus berserah diri kepada kehendak Allah dan tetap bersyukur atas segala nikmat-Nya.

Golongan Menyikap Takdir

  1. Golongan pertama adalah kaum Jabariyah yang memiliki pandangan determinisme. Mereka meyakini bahwa segala perbuatan manusia sudah diatur dan ditentukan oleh Allah, sehingga manusia tidak memiliki kehendak dan sama seperti boneka atau wayang yang dikendalikan oleh Allah. Dalam pandangan ini, manusia tidak bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya.
  2. Golongan kedua adalah kaum Qadariyah yang memiliki pandangan indeterminisme. Mereka meyakini bahwa semua perbuatan ditentukan oleh manusia sendiri, tanpa adanya campur tangan Allah. Dalam pandangan ini, manusia memiliki kebebasan dalam memilih dan bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya.
  3. Golongan ketiga adalah Ahlussunah wal Jamaah, yang meyakini bahwa ada hal-hal di luar kendali kita yang merupakan takdir Allah, namun manusia juga memiliki kebebasan dalam memilih dan bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya. Dalam pandangan ini, manusia dianjurkan untuk berusaha dan tawakal kepada Allah, serta bersabar ketika takdir tidak sesuai dengan keinginan dan bersyukur ketika takdir Allah sesuai dengan keinginan kita.

Hikmah Iman Kepada Qadha dan Qadar


Beberapa hikmah iman kepada qada dan qadar adalah sebagai berikut:

  1. Melatih diri banyak bersyukur dan sabar: Keyakinan bahwa segala sesuatu telah ditetapkan oleh Tuhan akan membantu seseorang untuk lebih mudah menerima dan bersyukur atas segala yang telah diberikan-Nya. Selain itu, keyakinan tersebut juga dapat membantu seseorang untuk bersabar menghadapi cobaan atau tantangan hidup yang dihadapinya.
  2. Menjauhkan diri dari sombong dan putus asa: Keyakinan kuat terhadap takdir dan kehendak Tuhan juga dapat membantu seseorang untuk menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa. Seseorang yang memahami bahwa segala sesuatu telah ditetapkan oleh Tuhan akan cenderung lebih rendah hati dan tidak sombong dalam menghadapi keberhasilan, serta tidak putus asa dalam menghadapi kegagalan.
  3. Memupuk optimisme dan giat bekerja: Keyakinan kuat terhadap takdir dan kehendak Tuhan juga dapat membantu seseorang untuk memupuk sikap optimisme dan giat bekerja. Seseorang yang yakin bahwa segala sesuatu telah ditetapkan oleh Tuhan akan lebih bersemangat dalam menjalankan tugas dan merencanakan masa depan yang lebih baik.

Pemateri : Dr. Budi Handrianto Pelaksanaan : Ahad, 05 Maret 20223 Pencatat : Isma'ul Ahmad
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak