Menunggu Itu Ada Seninya

 

Buku ini tentang apa sih?

Setiap kata atau frasa yang berhuruf tebal pada paragraf-paragraf di bawah ini adalah judul bab yang penulis sebut dengan ‘kisah’. Dalam buku ini, terdapat 99 catatan yang terangkum dalam 15 kisah. Catatan-catatan dan kisah-kisah tersebut telah tersusun sistematis sehingga kamu, sebagai pembaca, lebih mudah memahami buku ini.

Sabar dan ikhlas. Dua kata yang mesti dipersiapkan sebelum menempuh perjalanan jauh ini. Sebab pada apa di dunia ini yang tak memerlukan sabar?

Sedang untuk jatuh cinta dan mencintai yang belum menjadi hakmu, kamu harus bersabar menahan rindu dan jumpa. Kamu harus belajar bagaimana seharusnya menunggu. Belajar bagaimana membaca, tidak hanya buku, tetapi juga belajar menyikapi hidup dan membaca kehidupan. Belajar bagaimana menulis, agar kamu mempunyai penggambaran yang lebih jelas tentang hidup dan betapa berlikunya perjalanan pulang ini.

Pun, pada apa di dunia ini yang tak memerlukan ikhlas?

Sedang ayah dan ibumu menjaga dan membesarkanmu dengan penuh peduli meski harus mengorbankan semua yang mereka miliki. Bukan bermaksud menyinggung siapa pun. Bagi mereka yang telah dikuatkan Allahﷻ dengan kepergian keduanya yang begitu cepat, makna ‘ayah dan ibu’ dapat ditujukan kepada orang-orang yang telah menjaga dan menguatkan.

Seiring berjalannya waktu, kamu beranjak tumbuh. Sebagai manusia dewasa dengan segala pemikirannya, menyaksikan berupa-rupa rupa yang sempurna, membuatmu bertanya-tanya: Di mana letak adil dalam hidup? Mengapa aku tak memiliki rupa sesempurna mereka?

Islam dengan rahmatnya bagi semesta menjawab segala permasalahan manusia. Bahwa kamu perlu bersujud dan berdoa, agar hati dan pikiranmu tidak terjebak dalam mimpi dunia yang sementara, tetapi tertaut pada mimpi-mimpi yang sempurna: bahagia di dunia, dan pemberhentian setelahnya.

Maka, untuk mencapai hakikat tertinggi kehidupan ini, Maukah Kamu Bermimpi Bersamaku?

Inilah alasan mengapa buku ini tercipta dan sekarang ada di tanganmu untuk kamu baca.