Beberapa waktu lalu senja baru saja pergi, tenggelam.
Esok? Entah aku atau kamu yang lebih dulu pergi, tak ada yang tahu. Atau mungkin, suara tawa dan canda anak-anak yang akan pertama kali lenyap dari surau-surau dan dari masjid-masjid?
Sebab terbelenggu permainan dalam gawai, membuat mereka tak lagi tahu betapa mengasyikkannya berlarian mengejar iqomah dengan sarung dan mukena yang menjuntai-juntai tertabrak angin. Setelahnya mengantre menyetor bacaan sembari menunggu isya.
Atau barangkali anak-anak itu trauma? Sebab para orang tua dengan seenaknya mengusir dan memaksa mereka diam dengan alasan berisik. Sehingga mereka mencari tempat lain yang membuat mereka merasa aman.
Padahal, teriakan dan tangis anak-anak di dalam masjid adalah suara paling merdu yang pernah terdengar. Dari mereka gambaran ramainya para pemakmur masjid di masa depan hampir terlihat jelas.
Kini, surau dan masjid hanya dipenuhi suara tongkat yang membentur lantai dibersamai dengan suara kekeh batuk orang-orang tua.
Lalu, di mana anak muda kita?
Ah, anak muda kita tengah asyik menjelejah explore instagram hingga lupa suara azan sudah berkumadang.
@apostrof.id
t.me/apostrofid