Bahagian #07 - Pertemuan Singkat Laila Majnun



Dan tiba-tiba Majnun telah berdiri di pintu masuk tenda kekasihnya, Laila. Ia harus mengusap-usap matanya untuk memastikan bahwa ia tidak sedang bermimpi. Di hadapannya berdiri tenda Laila, dan betapa terkejutnya ia ketika menyadari bahwa tirai tenda itu dalam keadaan terbuka. Dan tampak jelas sosok gadis sedang duduk di pintu masuk. Gadis itu adalah Laila!

Majnun mengeluarkan erangan yang dalam, seolah hendak pingsan. Kemudian Laila melihatnya. Selama sedetik yang seolah terasa berabad-abad mata mereka saling bertatapan, dan dari tatapan masing-masing, mereka dapat membaca berbagai perasaan: takut, rindu, sakit, serta cinta. Air mata membasahi mata mereka tatkala saling berkomunikasi dalam keheningan dan saling menghembuskan napas di udara yang bergerak sebagai penyampai pesan mereka.

Laila merupakan sinar matahari; Majnun adalah sebuah lilin yang perlahan membakar habis dirinya dengan api hasrat di hadapan gadis itu. Keindahan Laila bak taman bunga mawar; Majnun bagaikan menara api yang menyala dengan kerinduan. Laila menebar benih-benih cinta; Majnun menyiraminya dengan air matanya. Laila adalah kecantikan yang seolah berasal dari dunia lain; Majnunadalah lentera yang menyala terang dan membawanya pergi dari dunianya menuju dunia yang penuh laki-laki. Laila bak bunga melati yang bermekaran di musim semi; sementara Majnun adalah dataran musim gugur, di mana tak ada bunga melati yang tumbuh. Laila dapat menyihir dunia hanya dengan satu tatapan matanya; Majnun adalah budaknya yang menari berputar-putar di hadapannya. Laila memegang cangkir yang berisi anggur cinta; Majnun berdiri mabuk karena harum baunya.

Hanya pertemuan sesingkat itu saja yang dapat mereka lakukan, dan setelah itu semuanya usai. Satu detik lagi saja, dan perasaan indah itu akan berakhir buruk bagi mereka berdua. Karena takut akan ditangkap oleh para penjaga, Majnun segera berlari pergi.

@apostrof.id // Layla & Majnun Karya Nizami
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak