Kini, sedang ramai kepedulian yang diabadikan dalam kamera, kemudian disebar sepenjuru jagat sosial media.
Ada yang berkomentar "Wah, menginspirasi sekali!", ada pula yang tak terima dan berkata "Kenapa harus ada kamera?! Pahalamu habis karena riya!"
Lalu apa yang harus kita lakukan? Coba katakan ini bersama-sama:
"Terima kasih telah berbuat baik dan mengajarkan kami cara berbuat baik. Perihal ikhlas, itu urusan hatimu dengan Tuhanmu. Yang penting doakan kami, yang belum mampu memberi ini, agar tidak terbesit iri dan dengki terhadap kebaikan yang dilakukan oleh orang lain."
Bukankah lebih menyejukkan?
Atau boleh kubagi satu kisah tentang Nabi dan seorang pengemis Yahudi buta?
Ada seorang pengemis Yahudi buta di sudut pasar Madinah. Hari-harinya dihabiskan untuk mengatakan hal buruk tentang Rasulullah. “Jangan kau dekati Muhammad. Dia itu gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir! Jika kalian mendekatinya, kalian akan dipengaruhi olehnya,”
Sementara itu, Abu Bakar mendatangi Aisyah, dan bertanya sunah Rasulullah apa yang belum ia kerjakan semasa Nabi hidup.
“Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana,” ujar Aisyah.
Keesokan harinya Abu Bakar pergi ke pasar dengan membawa makanan dan menyuapinya, si Yahudi buta marah sambil berteriak, “Siapakah kamu?”
“Aku adalah orang yang biasa.”
“Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku,”
“Apabila dia datang kepadaku, tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya, setelah itu dia berikan padaku dengan mulutnya sendiri."
Abu Bakar tidak dapat menahan air matanya. Sambil menangis dia berkata kepada pengemis itu bahwa seseorang yang memberinya makan setiap pagi itu sudah tiada. Beliau adalah Muhammad Rasulullah SAW.
"Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia." Pengemis Yahudi buta itu akhirnya bersyahadat di hadapan Abu Bakar.
Dari kisah ini, kita belajar tentang ikhlas dan memberi. Adakah seseorang yang mengajarkan keduanya sebaik yang Nabi ajarkan?
@apostrof.id