Aku kagum pada mereka yang terus bergerak di tengah nafas yang tersengal, di tengah air keringat yang tak mau mengering. Namun, begitu mendengar panggilan berkumandang, sesegera mungkin bersujud, mengadu, meletakkan segala beban pikiran di atas sajadah, tanpa mengaduh.
Mengantuk, iya. Namun, ada nyawa yang tersudut ketika mereka memilih itu.
Lelah, iya. Namun, ada dada yang terasa sesak ketika mereka memilih itu.
Menyerah, tidak. Prinsip mereka teguh. Berhenti bukan ketika lelah, melainkan ketika semuanya telah selesai.
Kita bertanya, kapan selesai? Mereka terus bekerja dan berusaha memenangkan pertempuran.
Mereka mengerti, kesembuhan adalah hak mutlak Sang Pencipta, sedang berusaha adalah ranah manusia. Sehingga mendefiniskan pasrah dan tawakal tidak hanya bekerja, bekerja, dan bekerja. Tetapi pula, diiringi doa.
Sehingga yang bisa kita lakukan sekarang adalah meringankan beban mereka dengan tetap berdiam diri di rumah. Sebab, kita tidak pernah tahu, bisa jadi kita berikutnya.
Doaku, dalam keadaan bagaimana pun juga, semoga Allah tanamkan kekuatan pada hati mereka, ketegaraan dalam jiwa mereka dan keikhlasan dalam tiap keringat yang mereka teteskan.
Ya Allah, jadikan surga Firdaus merindukan mereka, menyambut mereka dari setiap pintu-pintunya.
Terimakasih Pahlawan Medis!
@apostrof.id