Rabiah Al Adawiyah adalah seorang sufi wanita yang dikenal karena kesucian dan kecintaannya terhadap Allah.
Hasan Basri, ulama besar yang hidup pada masanya, suatu hari datang melamar Rabiah. Kemudian Rabiah menanyakan sebuah pertanyaan kepadanya.
Allah menciptakan akal berapa bagian?
Hasan basri menjawab, sepuluh bagian. Sembilan bagian diberikan kepada laki-laki, satu bagian diberikan kepada perempuan.
Allah menciptakan syahwat berapa bagian?
Juga sepuluh bagian. Sembilan bagian diberikan kepada perempuan, satu bagian kepada laki-laki.
Rabiah tertawa. Kemudian berkata:
Satu bagian nafsu laki-laki dikawal sembilan bagian akal, namun engkau begitu pontang-panting menjaganya. Sedangkan aku, sembilan bagian nafsuku dikawal oleh satu bagian akal, aku mampu menahannya.
Mendengar respon Rabiah, Hasan Basri mundur perlahan. Ia tahu, ia telah dikalahkan oleh prinsip yang dipegang teguh Rabiah. Begitu pun banyak laki-laki yang datang melamarnya, namun ia mengajukan pertanyaan yang sulit sehingga tidak ada satu pun yang mampu menjawabnya.
Bagi Rabiah cinta hanya memperlihatkan kerinduan gambaran perasaan. Hanya orang yang merasakannya yang dapat mengetahui. Sebab cinta tidak dapat dituturkan.
Menurut Rabiah, bagaimana engkau menuturkan cinta, sedangkan engkau lenyap di hadapannya, lebur dengan wujudnya, sirna karena menyaksikannya, dan dalam kondisi sehat engkau dibuat mabuk olehnya.
Dengan memusatkan perhatian padanya engkau menjadi mantap, dengan bersenang-senang dengannya, engkau menjadi sedih. Sebab semakin dalam cintamu, engkau akan semakin khawatir berpisah.
Karena cinta, rasa takut membentengi lisan untuk bicara, rasa bingung menahan hati untuk mengungkapkan, dan rasa cemburu mendinding mata untuk melihat.
Begitu lah Rabiah mendefinisikan sendiri cintanya.
Hingga usia senjanya, Rabiah tenggelam dalam kecintaannya kepada Allah. Ia wafat pada usia sekira 80 tahun dengan tidak pernah disentuh, tidak pernah menikah sekali pun.
@apostrof.id