Ayyub dan istrinya, Rahmah binti Afrayim bin Yusuf bin Yaqub AS, telah menjadi teladan bahwa dahsyatnya badai kehidupan tak mampu mengaramkan rumah tangga mereka.
Ayyub yang dulunya tampan dan kaya raya kini tak punya apa-apa. Ia juga terserang penyakit yang menyebabkan tubuhnya bernanah dan menjijikkan. Tak seorang pun mau tinggal bersamanya kecuali sang istri, Rahmah.
Semenjak itu, keadaan mereka begitu kekurangan, hingga suatu hari, Rahmah pergi mengemis, datanglah iblis dalam wujud menyerupai manusia dan menggoda Rahmah agar ia putus asa.
Rahmah menjerit mendengar hasutan iblis. Iblis berkata, "Suruhlah Ayyub menyembelih anak kambing ini atas namaku. Niscaya ia akan sembuh."
Rahmah menemui suaminya dan melakukan apa yang Iblis perintahkan. Mendengar itu, Ayyub mengingatkan Rahmah, "Engkau telah didatangi musuh Allah yang mengembuskan perbuatan jahat dan engkau menurutinya. Menurutmu, siapa yang memberikan semua nikmat berupa harta, anak, dan kesehatan yang kamu tangisi tadi?"
"Allah," jawab Rahmah singkat.
"Berapa lama Allah memberikan kepada kita semua kenikmatan itu?"
"Delapan puluh tahun."
"Berapa lama kita hidup dalam ujian ini?"
"Sejak tujuh tahun yang lalu."
Ayyub berkata lagi, "Celakalah engkau! Engkau telah bersikap tidak adil kepada Tuhanmu. Mengapa tidak sabar menghadapi ujian yang menimpa kita seperti kita dulu hidup dalam kesejahteraan? Demi Allah! Jika aku sembuh, aku akan mencambukmu sebanyak 100 cambukan. Aku tidak ingin melihatmu lagi."
Ayyub mengusir istrinya. Ia bersujud kepada Allah, mengadukan nasibnya sembari memuji-Nya. Lalu Allah memerintahkannya menggali tanah dengan kakinya.
Dari tanah yang digali itulah memancar air yang sangat jernih. Ayyub mandi dengan air itu. Bersamaan dengan luruhnya air dari tubuh, terangkat pula penyakit yang ia derita.
Sementara itu, Rahmah dilanda kegalauan. Walaupun telah diusir, ia terus memikirkan suaminya yang sebatang kara.
Rahmah tak sanggup membayangkan kondisi Ayyub. Ia pun kembali menemuinya. Setibanya di sana, ia tak melihat tenda yang biasa ia tinggali bersama Ayyub. Tak ada yang ia kenali. Semua telah berubah.
Rahmah mengelilingi tempat itu sembari menangis mencari-cari suaminya. Ayyub melihat Rahmah dan berkata, "Apa yang engkau inginkan, wahai hamba Allah?"
"Aku menginginkan orang yang diberikan ujian oleh Allah yang terkucil di kemah ini. Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya," jawab Rahmah.
"Akulah Ayyub yang kamu suruh menyembelih anak kambing atas nama iblis. Namun, aku menaati Allah dan mengingkari iblis. Allah mengembalikan kepadaku semua yang kamu lihat di sini,"
Rahmah pun memeluk Ayyub dan seolah tak mau melepaskannya.
Setelah mendapatkan istrinya kembali, Ayyub tak lupa akan sumpahnya. Ia ingin melaksanakan sumpah tersebut dan mencambuk istrinya 100 kali. Tapi, Allah memberi keringanan. Ia memerintahkan Ayyub mengambil rumput dengan genggaman tangannya dan mencambuk Rahmah sekali saja.
Disadur dari Republika; Oleh Sri Handayani; ed: Hafidz Muftisany
@apostrof.id