Corona, Memberi Kita Waktu



Setelah beberapa waktu merenung, seharusnya kita bahagia, menyadari bahwa corona, wabah yang melanda saat ini, sebenarnya memberi kita waktu.

Bagaimana tidak? Musibah ini bukan tsunami, bukan gempa bumi, bukan pula erupsi gunung meletus. Sebab pada ini kita tidak akan sempat berlari, tidak akan sempat memohon ampun, dan tiada sempat bersujud. Semuanya terjadi dalam hitungan detik tanpa tanda-tanda.

Betapa banyak kita melihat mereka yang tengah asyik berjoget di atas panggung tiba-tiba terhenti tersungkur, mereka yang tengah berjalan di tepi jalan tiba-tiba keras dihantam, dan betapa bahagianya mereka yang tengah bersujud kemudian tak mampu menyelesaikan tahiyat akhir.

Sedangkan Corona? Ia memberi kita masa dua minggu, 14 hari masa inkubasi. Seolah dengan ini Allah memberi kita tenggat waktu, agar kita mempersiapkan diri. Agar lebih banyak mengingat-Nya, agar lebih sering memohon ampun pada-Nya, dan agar meningkatkan segala amal baik, kemudian merenung betapa baiknya Allah melalui ini.

Beberapa orang mungkin bingung bagaimana harus bersikap, apakah ini adzab, apakah ini ujian, atau apakah ini hadiah. Jawabannya adalah bagaimana kita bersikap.

Bagi mereka yang bertambah jauh dari mengingat-Nya, boleh jadi ini adalah adzab. Bagi mereka yang masih terombang-ambing dalam ragu, mungkin inilah ujian. Sedangkan bagi mereka yang semakin bermuhasabah dan meningkatkan amal saleh, insyaAllah ini adalah hadiah.

Bukankah Allah telah bersumpah atas nama waktu sebagaimana tersurat dalam Surat Al-Ashr? Bukankah manusia benar-benar berada dalam kerugian ketika mereka menyia-nyiakan waktu? Lantas Bukankah begitu membahagiakan ketika di akhir hayat, kita diberi tahu?

Melalui ini, semoga kita belajar dan semoga diri senantiasa bersiap-siap. Di antara yang telah tersebut, pilihan mana yang kamu sikapi?

@apostrof.id
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak