Mari Cari Tahu


Bahwa hidup adalah sebuah perjalanan jarak dan masa adalah benar. Bahwa hidup adalah perihal mencari juga benar.

Sebab sejarah ditopang oleh jarak yang begitu melelahkan serta waktu yang begitu menjemukan. Berkutat dengan buku, tulisan, tahun, dan tokoh yang kita pelajari menunjukkan bahwa belajar sejarah berarti juga mencari. Mencari tokoh mana yang pantas diteladani, pemikiran siapa yang patut diikuti.

Faktanya anak muda kita sekarang lebih suka menyelami dan meneladani pemikiran tokoh-tokoh sejarah barat. Adam Smith dalam perekonomian, Abraham Lincoln dalam hal sistem politik, John Locke dalam hal pembagian kekuasaan.

Tahu tidak bahwa dalam sejarahnya, Umar Bin Khatab memanggul sendiri sekarung gandum untuk rakyatnya yang kelaparan? Tahu tidak dalam sejarahnya, Umar Bin Khatab mengukir satu garis lurus di atas tulang untuk memperingatkan Amr Bin Ash selaku gubernur Mesir yang berlaku tidak adil terhadap Yahudi tua? Tahu tidak bahwa dalam sejarahnya, Umar Bin Khatab takut berlaku dzalim apabila ada seekor keledai terperosok di jalanan Iraq akibat lubang yang tidak diperbaiki?

Ya, seharusnya, anak muda kita sudah tahu kisah-kisah itu. Seandainya pun belum tahu, setidaknya tahu bahwa pada masa sekarang, ada pemimpin-pemimpin dunia Islam yang masih peduli dengan agama ini. Tengoklah Presiden Erdogan di Turki, tengoklah Sultan Hasanal Bolkiah di Brunei.
.
Pertanyaannya, berapa jarak yang telah kita tempuh untuk mentadabburi tiap makna sejarah di hidup kita? Berapa masa yang telah kita habiskan sehingga bukanlah kita disebut sebagai orang yang merugi? Dan seberapa dalam perenungan kita bahwa hakikat hidup ini adalah mencari dan dicari? Mencari keridhoan ilahi, dan dicari oleh sesuatu yang pasti tidak lama lagi menemui kita: kematian.

Mulai sekarang, mari tahu, dan mulai cari tahu.

@apostrof.id
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak