Kisah Aisyah, Istri Nabi yang Dituduh Berzina


Rasulullah berjalan menuju rumah Aisyah. Telah lewat satu bulan dan belum turun wahyu yang menjelaskan tentang tuduhan perzinaan yang dilakukan Aisyah.

Rasulullah tak pernah datang ke rumah Aisyah kecuali hari itu.

Dalam waktu itu, Aisyah hanya menangis semalaman suntuk dan malam-malam berikutnya. Sampai ayah dan ibunya mengira bahwa tangisannya akan menghancurkannya.

Apakah ada dusta yang lebih besar daripada dusta menuduh kehormatan wanita, padahal ia tidak bersalah?

Rasulullah masuk ke kamar Aisyah. Sementara Aisyah terbaring lemas di atas ranjangnya, hampir-hampir tidak mampu bergerak.

Rasulullah memandang ke arahnya, ternyata ia wanita tercinta, istrinya, sering mencandainya, menggodanya, dan memanjakannya

Kemudiam tiba-tiba satu bulan penuh beliau dan Aisyah tidak saling menyentuh, tidak saling bersanding

Aisyah memandang Rasulullah dengan mata yang sembab karena tangisan dan kurang tidur

Lalu Rasulullah menghampirinya dan duduk di sebelahnya. Menoleh ke arah Aisyah dan mengatakan kalimat yeng telah lama terpendam dalam dadanya,

"Wahai Aisyah jika kamu berbuat dosa, maka bertaubatlah. Karena jika seorang hamba berdosa dan bertaubat, maka Allah akan menerima taubatnya. Namun jika kamu tidak bersalah, Allah akan membebaskanmu dari tuduhan orang-orang munafiq."

Setelah itu beliau diam dan tidak berkata sepatah kata pun.

Mendengar kalimat itu, air mata Aisyah seketika kering sampai ia tidak merasa tidak tersisa satu tetes pun, sebab dahsyatnya ucapan beliau.

Aisyah berkata, "Ya Rasulullah, dengan perkataanmu tadi, seakan engkau memiliki dua perkiraan, aku melakukannya dan engkau mempercayai mereka."

Aisyah melihat ke ayahnya, Abu Bakar As-Shidiq. "Ayah, tolong jawab pertanyaan Rasulullah."

Abu Bakar menjawab, "Putriku, Demi Allah, aku tidak tahu bagaimana menjawabnya."

Lalu Aisyah menengok ke ibunya, dan mendapati ibunya memberikan jawaban yang sama.

Aisyah hanya mampu terdiam.

"Maka hanya bersabar itulah yang terbaik bagiku. Dan kepada Allah saja memohon pertolongannya, terhadap apa yang engkau katakan."

Rasulullah merasakan sesuatu yang hebat sebagaimana ketika wahyu turun kepadanya. Beliau merasa berat dan keringatnya bercucuran.

Nampak kegembiraan pada wajahnya, beliau menoleh ke Aisyah dan berkata, "Wahai Aisyah bergembiralah, Allah telah membebaskanmu dari tuduhan orang-orang munafiq."

Ibunya berkata, "Wahai Aisyah, bangun, dan ucapkanlah terima kasih kepada Rasulullah."

Aisyah berkata, " Demi Allah, aku tidak akan memuji dan bersyukur kepadanya. Aku hanya memuji dan bersyukur kepada Allah, Rabku."

"Aku tidak mengira bahwa Allah akan menurunkan sebuah ayat dalam Al-qur'an dalam masalahku ini. Aku merasa diriku tidak pantas, Alquran turun untuk membebaskanku dari para pendusta."

Begitulah betapa indah kesabaran Aisyah hingga Allah menurunkan sembilan ayat pertama surat An-Nur untuk membebaskannya dari tuduhan dan fitnah orang-orang munafiq.

@apostrof.id
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak