Adam hidup sendirian dalam surga, tanpa seorang pendamping. Berjalan kesana-kemari, memandang langit, kemudian menatap bumi nun jauh di seberang. Melihat burung-burung berkejar-kejaran sambil mengepakkan sayapnya, sepi makin tak mau menepi.
Di atas tilam permadani, Adam terkantuk lantas tertidur. Pada saat itulah, Allah melalui Jibril mencabut tulang rusuk di atas lambung sebelah kiri. Begitulah wanita tercipta. Bermula dari rusuk yang bengkok, persis seperti sifatnya. Ketika wanita didiamkan, ia tetap bengkok. Sekali ia diluruskan paksa, ia patah.
Maka seyogyanya lelaki harus paham betul untuk menjaga tulang rusuknya. Sebab bila rusuk telah patah, bagaimana hatinya bisa terjaga?
Hawa terduduk bersandar pada bantal bermutu manikam sembari tersenyum, berwujud jelita, manis, dan cantik. Dihiasi dengan perasaan malu, ia segera memutar badannya untuk menyembunyikan apa yang memang seharusnya tersembunyi.
Gelora cinta membuncah dalam dada Adam, ia berkata,
"Kekasihku, ke marilah engkau!” Suaranya halus, penuh kemesraan.
.
“Aku malu!” balas Hawa seolah-olah menolak.
Mendengar itu, tanpa ragu Adam mendekati Hawa.
Tiba-tiba terdengarlah seruan: “Hai Adam….tahanlah dirimu. Pergaulanmu dengan Hawa tidak halal kecuali dengan mahar dan menikah!”. Adam tertegun, kembali ke tempatnya dengan taat.
Demikianlah Adam dan Hawa dinikahkan dengan saksi para penduduk surga.
Hawa menuntut haknya. Hak yang disyariatkan Tuhan sejak semula. “Mana mahar?” tanyanya. Ia menolak bersentuhan sebelum mahar pemberian dibayar.
Setelah mendapat petunjuk, mahar Adam adalah bersholawat sepuluh kali kepada pribadi yang jasmaninya belum tercipta, namun namanya wangi semerbak memenuhi semesta, Muhammad SAW.
Ketika semuanya seolah baik-baik saja, Iblis datang dan membisikkan was-was dalam hati mereka. Hingga keduanya jatuh dalam larangan Allah, dan diturunkan ke Bumi.
Beratus-ratus tahun mereka terpisah. Bukti bahwa ujian dari cinta adalah jarak dan rindu. Tak ada yang bisa mereka lakukan selain memohon segala ampun, berhias ikhlas, berselimut sabar.
Hingga bersaksilah Jabal Rahmah atas kisah cinta paling heroik yang didasarkan pada lillah. Mereka dipertemukan pada puncak pencarian paling sunyi, puncak kesabaran tertinggi, dan puncak kerinduan yang tak tertahan lagi. Sebab mereka tak pernah berhenti percaya, bahwa Allah-lah Sang Penentu Segala.
Beruntunglah bagi siapa yang telah menginjakkan kaki di atas batu kerikil Jabal Rahmah. Menjadi saksi atas kisah cinta paling nyata yang diingat sepanjang masa.
Namun, tahukah kamu? Kini bukit dengan tugu di puncaknya itu menjadi kotor dengan coretan nama-nama. Dan alangkah mengejutkannya bahwa banyak dari nama-nama itu adalah nama orang Indonesia. Oh, kawan. Bukankah menggoreskan nama orang tercinta di dalam doa kemudian diciprat pekatnya tinta sepertiga malam lebih romantis dari apa pun jua?
Kabar gembira juga boleh datang padamu yang belum pernah kesana. Kamu boleh menciptakan Jabal Rahmah-mu sendiri, dan mencipta kisah sehebat Adam dan Hawa dalam sunyinya sendiri, dalam lelahnya menanti, serta dalam menjaga hati untuk orang yang akan datang, satu hari nanti.
@apostrof.id